*** SELAMAT DATANG DI BLOG MAJELIS DAERAH KAHMI PANDEGLANG *** SUKSESKAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH PROVINSI BANTEN 2017 *** .
Laporan Dana Anggota Koperasi KSU MITRA INSAN SEJAHTERA Sampai dengan 09 SEPTEMBER 2016 (Total Rp.1.550.000) : AHMAD WIHYA DIPYANA, SP,.M.Si Rp.100.000,MIMIN MUTI'AH, S.Pd,. MM Rp.100.000, NASYARUDDIN, S.Si Rp 350.000,SUMANTA, S.Ag Rp.100.000,BUDI SETIAWAN, SE Rp.150.000,KHAIRIL AMRI, S.Pd Rp.200.000,A.HAFIDZ, S.Pd.I Rp.50.000,OMAN SUPRAMAN, S.Ag Rp.100.000,NURASIAH, S.Pd Rp.100.000,EKO WALUYO, MM Rp.50.000,YANGTO,SH.MH Rp.100.000, IIN MUKLISIN, S.IP Rp.100.000, WAHID PUTERA, S.T Rp.50.000 .

BELAJAR DARI TIGA GURU (REFLEKSI UNTUK KAHMI PANDEGLANG)

Mengangkat tiga tokoh ini bukan bermaksud mengiklankan suatu Perusahaan Asuransi. Fokuskan tulisan ini menceritakan bagaimana perjuangan ketiga orang guru ini membangun suatu "Kesadaran" secara bersama-sama. 
M. Ng. Dwidjosewojo – Sekretaris Persatuan Guru-guru Hindia Belanda (PGHB) sekaligus Sekretaris I Pengurus Besar Budi Utomo. Dwidjosewojo menggagas pendirian perusahaan asuransi karena didorong oleh keprihatinan mendalam terhadap nasib para guru Bumiputera (pribumi). Ia mencetuskan gagasannya pertama kali di Kongres Budi Utomo, tahun 1910. Dan kemudian terealisasi menjadi badan usaha – sebagai salah satu keputusan Kongres pertama PGHB di Magelang, 12 Februari 1912.
Sebagai pengurus, selain M. Ng. Dwidjosewojo yang bertindak sebagai Presiden Komisaris, juga ditunjuk M.K.H. Soebroto sebagai Direktur, dan M. Adimidjojo sebagai Bendahara. Ketiga orang iniah yang kemudian dikenal sebagai “tiga serangkai” pendiri Bumiputera, sekaligus peletak batu pertama industri asuransi nasional Indonesia.

Dalam Sejarah Perjuangan Indonesia, Peran Kaum Intelektual sangat besar terutama Boedi Oetomo. Gerakan Boedi Oetomo yang Kooperatif dengan pemerintah Kolonial Belanda memang mengundang kontroversi. Namun terlepas dari kontroversi itu, kemampuan kader-kader Boedi Oetomo didalam percaturan Politik Indonesia tidak bisa dianggap remeh.
Dalam Film “Sang Pencerah” terlihat bagaimana Peran Boedi Oetomo didalam mem-Back Up Pendirian Organisasi seperti Muhammadiyah. Dapat diketahui bahwa Kader Boedi Oetomo memiliki akses didalam Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda.
Ketiga Guru ini adalah aktivis PGHB sekaligus aktivis Boedi Oetomo. Didalam AD/ART AJB Bumiputera 1912 dinyatakan bahwa pendirian Onderlinge Levensverzekering Maatschappij PGHB (O.L. Mij. PGHB) yang sekarang menjadi AJB Bumiputera 1912 berdiri dengan modal nol sen. Dengan demikian, perusahaan asuransi ini berbentuk onderling atau mutual (Usaha Bersama), karena perusahaan dapat didirikan tanpa harus menyediakan modal lebih dahulu. Uang yang diterima perusahaan untuk pertama kalinya berasal dari kelima peserta kongres PGHB yang menjadi O.L Mij. PGHB. Biaya operasional perusahaan diberikan oleh pemerintah Belanda sebesar F300 atau tiga ratus gulden mulai bulan Oktober 1913 sampai dengan 1923.
Jika kita perhatikan catatan sejarah dan melihat perjalanan Perusahaan Asuransi tersebut saat ini, kita seharusnya sadar bahwa “Perjuangan haruslah Konsisten, Cerdas dan Kompak”. Ketiga Guru ini seandainya masih hidup mungkin akan bangga dan tidak akan menyangka bahwa Perjuangan mereka mendirikan Usaha Asuransi dengan tujuan untuk saling tolong-menolong sesama Guru Bumiputera (Pribumi) bisa berkembang dengan pesat.
Seandainya kita menganalogikan Boedi Oetomo sebagai KAHMI, O.L Mij. PGHB sebagai KSU Mitra Insan Sejahtera dan ketiga guru ini adalah penjelmaan kader-kader KAHMI maka sepantasnya dan sepatutnya peran Kader-kader KAHMI jauh lebih baik, lebih banyak dan lebih besar. Ketiga guru ini berjuang dalam keadaan tekanan penjajahan, kesulitan keuangan dan kesejahteraan yang sangat rendah.
Kita sebagai kader-kader KAHMI yang merasakan kondisi Negara kita telah merdeka, banyak kader-kader KAHMI yang menduduki posisi penting di Pemerintahan, Dewan Perwakilan, Perusahaan dan sebagainya serta intelektual dan kesejahteraannya relatif lebih baik dibandingkan anggota PGHB dan Boedi Oetomo pada masa itu. Maka sepantasnya anggota KAHMI harus mampu lebih banyak berkontribusi lebih besar dan nyata untuk mewujudkan Tatanan Masyarakat yang diridhai Allah S.W.T.
Itulah sekelumit catatan perjuangan anak bangsa. Kita berharap, kader-kader KAHMI dan HMI bisa terus berperan didalam pembangunan Masyarakat yang adil dan makmur dan mewujudkan Indonesia sebagai Negara yang Baladan Thoyyiban Wa Robbul Ghafur.










Nasyaruddin, S.Si
Ketua Bidang Komunikasi, Informasi dan Hubungan Masyarakat KAHMI Pandeglang

Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Mitra Insan Sejahtera